DREAMERS.ID - Siapa yang tidak kenal ‘Dragon Ball’? Franchise yang sukses mendunia baik dalam segi komik atau manga, kartun atau anime, hingga video game selama lebih dari 30 tahun. Dan pada tahun 2009, ‘Dragon Ball’ resmi diangkat menjadi live-action atau film versi Hollywood.
Sayangnya, untuk fans yang sudah kenal Goku dan kawan-kawan meluapkan rasa kekecewaan yang teramat dalam atas hasil yang diberikan. Dari segi cerita, naskah, hingga pemilihan aktornya dinilai gagal dan merusak citra masterpiece Akira Toriyama tersebut.
Isu whitewashed atau menyingkirkan ras lain selain kulit putih pun mencuat karena pemilihan aktor Goku yang tidak memiliki figur Asia sama sekali. Belum lagi efek visual yang tidak mumpuni membuat film ini dihujat selama 7 tahun lamanya.
Menggunakan website super-fan Dragon Ball milik Derek Padula, sang penulis naskah ‘Dragon Ball Evolution’ Ben Ramsey, mengungkapkan penyesalan dan permintaan maafnya kepada para fans atas naskah yang tidak layak. Ramsey mengatakan jika naskah tersebut dicap sebagai ‘poin kreatif yang memilukan’ sepanjang hidupnya.
Ia mengaku pantas menjadi subjek yang patut disalahkan atas kegagalan film yang dibintangi aktor terkenal Chow Yun Fat itu. Ramsey juga mengatakan jika pada saat itu ia hanyalah mengejar bayaran besar, bukan membuat film sebagai fans yang memahami apa yang dikerjakannya.
Belajar dari pengalaman dan penyesalannya, Ramsey mengatakan jika kini ia hanya mengerjakan sesuatu yang ia sukai dan fokus untuk memberikan yang terbaik untuk karya-karya berikutnya.
Sekedar flashback ‘Dragon Ball Evolution’ mengisahkan Goku yang tengah berusia 18 tahun mencari 7 bola naga untuk membalaskan dendam kakeknya, Gohan. Film berbiaya US$30 Juta (Rp 390 Miliar) ini hanya berhasil mendapat keuntungan US$57 Juta (Rp 741 Miliar) dengan segala protes dan kritikan negatifnya. Bahkan laman Rotten Tomatoes hanya memberi nilai 14% dari skala 100%.
(rei)
