DREAMERS.ID - Industri perfilman Indonesia beberapa tahun belakangan diwarnai oleh film bernuansa religi, terutama agama Islam. Film ‘Ayat-Ayat Cinta’ disebut sebagai pendongkraknya, film arahan Hanung Bramantyo itu pun jadi pelopor menjamurnya film bernuansa religi.
Namun menurut Hanung, film-film yang rilis hingga kini itu bukanlah film religi. Dikatakan salah kaprah, sebenarnya tidak ada kategori atau genre film religi. Yang ada adalah film bernuansa agama.
"Kalau film religi itu tidak ada, yang ada itu film drama yang berlatar agama, karena dasar ceritanya adalah agama," kata Hanung melansir CNN.
Alasan sebuah film tak bisa dikategorikan sebagai film religi adalah lantaran tak memiliki batasan yang jelas seperti kategori film lain. Sebagai contoh, jika ada pemeraan menggunakan jilbab dan mengucapkan ‘Assalamualaikum’ serta Salat, belum tentu film tersebut ber-genre religi.
Baca juga: Zaskia Mecca Melahirkan Anak Kelima, Ini Arti Namanya
"Film Irak itu semua pakai jilbab dan itu bukan film religi, begitu lho. Jadi apa batasannya? Makanya buat saya itu salah kaprah," ujarnya. "Tapi film religi apa? Saya tidak menemukan itu, karena agama itu luas dan berbicara tentang nilai dan kemanusiaan tanpa batas,"Filmnya sendiri ‘Ayat-Ayat Cinta’, disebut Hanung masuk kategori film drama romantis. Hanya saja, kebetulan budaya dan ajaran yang digunakan adalah sistem ta’aruf dari Islam. Plus, film romansa berlatar negeri Mesir yang memiliki kebudayaan Islam.
Termasuk film ‘Surga yang Tak Dirindukan 2’, menurut Hanung juga genre drama romantis yang berlatar agama. Meski berbicara tentang poligami, sistem pernikahan itu adalah bagian kehidupan bagaimana drama perkawinan dibumbui orang ketiga.
Fenomena sebutan ‘religi’ bernafas Islam ini terjadi karena memang dibuat oleh sineas Indonesia yang mayoritas Muslim. Sama dengan Hollywood, banyak film mengangkat tentang gereja karena di sana mayoritas beragama Nasrani maupun Yahudi.
(rei)