Nikah massal atau secara bersamaan ternyata tak terjadi di Indonesia saja. Baru-baru ini sebuah acara nikah massal melibatkan lebih dari 3.000 pasangan diselenggarakan di Gereja Unification, Seoul, Korea Selatan. Acara ini dalam rangka memperingati hari kematian pediri gereja tersebut.
Dilansir dari Metro, sekitar 3.000 pasangan menikah di Unification Church yang sering disebut Moonie. Sebutan itu diberikan untuk memperingati hari kematian pendirinya, Sun Myung Moon yang meninggal pada September silam.
Sama halnya di Indonesia, ada juga beberapa peserta yang merasa canggung, karena sebagian dari mereka merupakan pasangan yang baru saja bertemu beberapa hari sebelumnya. Bahkan beberapa pasangan banyak yang tidak saling memahami bahasa mereka satu sama lain.
Seperti yang dialami mahasiswa asal Amerika Serikat (AS), Jin Davidson, yang mengatakan bahwa ia sangat gugup saat pengambilan sumpah dan merasa sulit untuk memahami bahasa istrinya, Kotona Shimizu, asal Jepang.
Baca juga: Nikah Jaman Now Menurut Sandiaga: Mahar Emas Digital untuk Nikah Massal Tahun Baru
“Kami butuh perjuangan saat berkomunikasi, tapi kami melihatnya sebagai sebuah tantangan yang menarik dan bukti cinta kita,” ungkap DavidsonPengalaman yang menarik ini juga dialami wanita bernama Anna Misook, yang menikah dengan seorang pria asal Kongo, Brasil. Misook mengatakan bahwa hal itu akan sangat baik karena ia telah mendapatkan pasangan.
“Kami bertemu baru empat hari lalu. Namun, kami senang berada di sini dan kami berharap memiliki kehidupan yang baik dan benar-benar bahagia,” terangnya.