DREAMERS.ID - Sudah jadi rahasia umum jika Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kerap mendapat tekanan dari pihak yang tidak setuju dengan kebijakan hingga berusaha mendepaknya dari kursi DKI 1. Bahkan dikatakan seseorang meminta pada Presiden Joko Widodo untuk mencopot jabatan pria disapa Ahok itu.
Hal itu sampailah ke telinga Ahok yang dikatakan jika dirinya tidak mundur, akan terjadi banyak kekacauan. "Saya sudah diminta untuk mundur karena sudah dilaporkan akan terjadi ketidakpastian dan kekacauan," kata Ahok pada November 2016 lalu.
Namun Ahok tidak menggubris dan terus jalan hingga akhirnya diproses hukum dugaan penistaan agama dengan vonis hukuman 2 tahun penjara. Namun, teka-teki siapa yang mendesak Ahok mundur itu justru mulai terungkap di sidang kasus UU ITE yang dilakukan Buni Yani di Bandung.
Karena Ahok kembali tak bisa hadir sebagai saksi, keterangannya tertulisnya dibacakan jaksa penuntut umum. Di antara 13 poin kesaksian Ahok, dirinya menulis jika merasa difitnah, diancam bahkan akan dibunuh hingga desakan mundur dari pertarungan Pilgub DKI 2017 kemarin.
Baca juga: Wacana Premium Dihapus Namun Sulit Karena Mafia Migas, Ahok Setuju!
"Saya mengalami kerugian antara lain, saya mengalami fitnah di mana banyak orang terutama warga DKI Jakarta menganggap saya menista salah satu agama. Saya juga merasa terancam karena sampai ada seseorang yang ingin membunuh saya, dengan imbalan uang sejumlah satu miliar karena saya telah menistakan agama," ujar Ahok dalam BAP."Dapat saya jelaskan bahwa kalimat bapak ibu (pemilih muslim) dibohongi surat Al Maidah 51 (dan) masuk neraka (bapak ibu bodohi), tidak sesuai dengan apa yang saya sampaikan saat memberikan kata sambutan di tempat pelelangan ikan di Pulau Pramuka," kata dia. Lalu siapa yang mendesak Ahok untuk mundur?
"Ada salah satu partai pendukung yang minta saya mundur karena menista agama," kata Ahok. Perlahan mulai terkuak, akankah nama pasti oknum tersebut terungkap di persidangan selanjutnya?
(rei)