DREAMERS.ID - Motif bunuh diri yang dilakukan dokter muda, Michael Mulyono masih hanya sebatas dugaan. Kasus ini menyentak dan menjadi perhatian publik karena dokter berusia 29 tahun itu diduga depresi akibat gagal dua kali tes dokter spesialis.
Karena kabar ini, Rektor Unair Surabaya Prof Nasih mengaku kaget dan ragu jika alasan Michael mengakhiri hidupnya itu karena gagal ujian masuk pendidikan dokter spesialis jantung. Menurutnya, sebaiknya peserta ujian juga memiliki kekuatan mental dan kekuatan iman.
"Banyak kok yang gagal ambil pendidikan spesialis di Unair tapi tidak sampai memilih cara tragis," ucap Nasih mengutip Tribunnews.
Justru, Nasih mempertanyakan darimana korban tahu jika dirinya sudah gagal diterima di Unair. Pasalnya, tahap ujian masuk dokter spesialis ini belum selesai semua, atau baru melewati tahap ujian tulis.
Baca juga: Kematian Lee Sun Kyun Angkat Kembali Isu Krisis Bunuh Diri di Korea Selatan?
"Saya tegaskan bahwa PSPDS di Unair saat ini masih selesai tes tulis. Wawancara saja belum. Darimana korban tahu kalau tidak lolos PSPDS Unair," katanya.Di sisi lain, Kepala Humas FK Unair Dr Eighty Mardiyan mengatakan jika ujian kedokteran dan profesi memang memiliki tingkat keketatan yang cukup. Selain disebut favorit, kabarnya kuota spesialis jantung kuotanya hanya 7 dokter.
Michael Mulyono nekat mengakhiri hidupnya dengan terjun dari lantai 8 Mall Tunjungan Plaza. Polisi menemukan barang yang diyakini milik Michael Mulyono dalam kondisi utuh. Namun ponselnya yang dibawa terjun berada di kantong ikut hancur berantakan.
(rei)