DREAMERS.ID - Operasi plastik dengan mengubah beberapa bagian tubuh sudah bukan hal asing di Negeri Ginseng, Korea Selatan. Hal lumrah itu biasa terjadi dan dilakukan bahkan sejak remaja. Namun sekelompok aktivis, akademisi dan seniman di Korsel menyampaikan kritik pada bedah kosmetik ini.
Melansir Liputan6, operasi plastik disebut sebagai ‘cambuk’ kekerasan budaya terhadap perempuan. Kritik ini dilontarkan oleh pihak dari dalam Korea Selatan sendiri, yaitu oleh The Asia Institute dan Korean Peace Movement di distrik Gangnam, Seoul. Kawasan ini memang terkenal sebagai pusat industri bedah kosmetik yang menjamur.
"Masyarakat Korea telah terdistorsi oleh kesibukan bedah kosmetik ... Dan saya percaya, hal itu telah bergeser ke titik objektifikasi, bahwa perempuan hanya dilihat sebagai objek yang harus menjalani bedah demi terlihat sempurna," kata Emanuel Pastreich, kepala Asia Institute seperti dilansir The Telegraph.
"Perempuan dibuat menjadi objek komersial dan komodifikasi ... Hal itu sangat asing bagi budaya tradisional Korea," lanjutnya.
Baca juga: Korea Selatan Resmi Larang Penjualan Daging Anjing Yang Sudah Dilakukan Beradab-Abad
Menurut kelompok aktivis itu, budaya Korea, harusnya lebih menekankan karakterisasi individu yang berperilaku terpuji, berbakti, perhatian terhadap keluarga dan komunitas. Sayangnya, semua tergantikan dengan budaya obsesif seseorang yang mengedepankan penampilan.Seoul sendiri telah memperoleh reputasi sebagai ‘Ibu Kota’ bedah kosmetik Asia’ dengan lebih dari 500 klinik yang baru berpusat di Gangnam saja. Dan hampir 1 juta prosedur operasi plastik dilakukan setiap tahun.
Bagi pemerintah Korea Selatan, praktik medis itu dikomodifikasikan sebagai industri pariwisata, dan berusaha untuk meningkatkan kapabilitas wilayah itu demi memenuhi kebutuhan wisatawan asing.
(rei)