DREAMERS.ID - Dianggap seperti mimpi oleh sejumlah pihak, momen Korea Selatan dan Korea Utara sepakat mengakhiri perang dan gencatan senjata mengukir sejarah dunia. Deklarasi Panmunjom, atau desa yang jadi lokasi pada Jumat (27/4) itu juga adalah buah kerja keras beberapa pihak selama dua dekade.
Salah satunya adalah pejabat intelijen Korea Selatan, Suh Hoon yang didapati tak kuasa menahan tangisnya setelah Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong Un dan Presiden Korsel Moon Jae In bertemu dan mengumumkan deklarasi perdamaian dan penutupan basis nuklir, setidaknya untuk langkah pertama.
Hampir 18 tahun lalu, Suh Hoon ke Korut untuk pertama kalinya dengan misi membujuk Kim Jong Il, mendiang Ayah dari Kim Jong Un agar mau bertemu Presiden Kim Dae Jung. Kini akhirnya ia menyaksikan putra Kim Jong Il menjanjikan perdamaian di Semenanjung Korea.
Karena perlu diketahui pula, untuk pertama kalinya, seorang pemimpin Kora Utara menginjakkan kaki di Korsel sejak Perang Korea membelah wilayah itu dalam kondisi konflik selama 70 tahun terakhir. Dan tak disangka, Kim Jong Un berkomentar melegakan.
"Ternyata mudah ya, mengapa perlu waktu 11 tahun untuk melakukannya.” lalu mengajak Moon Jae-in melakukan hal yang sama, menjejakkan kaki pertama kali di tanah Korea Utara.Kembali ke Suh Hoon, ia ditunjuk menjadi Kepala Badan Intelijen Nasional langsung setelah Presiden Moon Jae In terpilih, karena dirasa paling tepat untuk menghidupkan kembali hubungan kedua Korea, melansir CNN.
Suh, 64 tahun, pernah tinggal di Korea Utara selama dua tahun di akhir 1990-an. Dia juga terlibat dalam rencana pembangunan reaktor nuklir sebagai bagian dari kesepakatan internasional pada 1994 untuk membekukan program nuklir Korea Utara. Kesepakatan itu akhirnya gagal.
Suh juga dipilih Moon Jae-in untuk bergabung dalam pertemuan pertamanya dengan adik Kim Jong-un, Kim Yo Jong serta Kim Yong Chol. "Keberadaan Suh di sana, sudah berbicara banyak soal peran penting yang dia mainkan di KTT," kata Seo Yu-suk, peneliti di Institut Kajian Korea Utara di Seoul.
(rei)