DREAMERS.ID - Berikan pemandangan menyejukkan saat pertemuan tingkat tinggi Korsel-Korut, Presiden Moon Jae In dan Kim Jong Un tetap membuat penasaran tentang apa yang sebenarnya dibicarakan ketika duduk berdua di jamuan santai singkat.
Tak ada suara, hanya video keduanya saling berbicara. Hingga akhirnya ahli pembaca gerak bibir mengungkapkan pembicaraan mereka mesti tidak bisa sama persis dan detail, hanya topik utama dan beberapa kata kunci.
Melansir Kompas, Stasiun televisi Jepang NTV menghadirkan seorang pembaca gerak bibir asal Korea Selatan untuk menganalisa pembicaraan kedua pemimpin itu saat berjalan bersama di jalan setapak berpagar biru dan kemudian duduk di taman yang terletak di ujung jalan itu.
"Amat sulit itu memahami seluruh pembicaraan, tetapi beberapa kata kunci seperti fasilitas nuklir, Trump, Amerika Serikat, dan PBB muncul," kata presenter acara Sukkiri.
Presiden Moon dikatakan menggumamkan kata ‘fasilitas nuklir‘ dan ‘Trump’, sementara Kim Jong Un mengucapkan kata ‘Amerika Serikat‘ dan ‘PBB’. Atzuhiro Isozaki, pakar Korea Utara di Universitas Keio Jepang menyebut, Kim Jong Un lebih banyak jadi pendengar dalam pembicaraan itu.
Baca juga: Penampilan Putri Kim Jong Un Yang Diprotes Warga Korut
Sementara itu, harian terbesar Korea Selatan Chosun Ilbo juga menggunakan tiga orang pembaca gerak bibir untuk menganalisa pembicaraan kedua pemimpin."Mari jaga agar hubungan kita tidak terputus, mari lebih sering berbicara dan bergerak ke arah yang positif," demikian kalimat Presiden Moon menurut Chosun Ilbo.
Setelah keduanya duduk di bangku taman, barulah Kim Jong Un mulai berbicara. "KTT Korea Utara-AS harus membuahkan hasil positif dan saya ingin secara bertahap menghilangkan semua masalah," ujar Kim menurut para pembaca gerak bibir.
Analisa lain dari stasiun televisi Korea Selatan Channel A menyebut, keduanya juga membicarakan beberapa hal personal. "Ayah melihat saya dan memerintahkan saya menikahi perempuan itu, dan saya mematuhinya," kata Kim kepada Moon tentang istrinya, Ri Sol Ju.
Sayangnya istana kepresidenan Korsel yaitu Cheong Wa Dae menolak mengonfirmasi analisa tersebut. Menurut salah satu juru bicara, keduanya tidaklah membicarakan penutupan fasilitas nuklir.
(rei)