DREAMERS.ID - Meledaknya bom di kontrakan yang berada di Kelurahan Pogar, Bigil, Pasuruan, Jawa Timur, bukanlah aksi serangan teror. Kapolri Jendral Tito Karnavian menegaskan bahwa meledaknya bom tersebut akibat dibuat main oleh anak pelaku, jadi meledak sendiri, bukan serangan teror.
"Ini peristiwa bukan serangan bom, tolong, bukan serangan teror, bukan. Tapi bom ini tadinya rencananya oleh kelompok ini digunakan untuk menyerang TPS-TPS pada saat Pilkada," katanya Tito di ICE BSD, Tangerang, Jumat (6/7).
Tito juga menjelaskan, terdapat perbedaan pendapat dalam kelompok internal tersebut, yang pada akhirnya bom tidak jadi digunakan dan di simpan di kontraknya pelaku (Abdullah), kemudian bom tersebut dimaninkan oleh anaknya dan hingga akhirnya meledak.
"Karena memang kita melakukan operasi besar, 138 orang tertangkap setelah bom Surabaya, dan kemudian kita melakukan pengejaran-pengejaran kepada mereka. Tekanan-tekanan ini membuat kelompok ini ragu-ragu. Jadi rencana kelompok Abdullah ini untuk melakukan enggak jadi, ada yang bilang oke ada yang bilang tidak. Meledaknya bom ini karena sedang dimain-mainkan oleh anaknya," Ucapnya.
Image source : Viva
Akibat meledaknya bom tersebut sang anak mengalami luka-luka, dan telah mendapat pertolongan. Dan pelaku Abdullah langsung melarikan diri setelah terjadi ledakan. Tito menyatakan bahwa bom tersebut tidak berbahaya, low eksplosive, dan bom ini yag biasa nelayan gunakan untuk bom ikan.
"Jenis bomnya jangan dibesar-besarkan, ini adalah low eksplosive seperti bahan mercon, tapi yang sering digunakan untuk bom ikan. Tapi kadang-kadang dipakai oleh kelompok teror ini," Kata Tito.
Tito mengatakan bahwa Tuhan tidak merestui kelompok teror tersebut, sehingga bom meledak sebelum digunakan untuk mengancam masyarakat, dan berpesan kepada masyarakat untuk lebih teliti terhadap kejadian yang terjadi disekitar, apakah benar atau tidak apalagi ini berhubungan dengan aksi teror.
"Ini sudah yang kedua kali, saya kira sahabat-sahabat kita sadarlah. Tolonglah dipahami, dievaluasi, benar atau tidak (teror) ini. Peristiwa di Sidoarjo pasca bom Surabaya,lagi merakit meledak sendiri di Rusunawa, bapaknya, istrinya, anaknya meninggal. Artinya apa, tuhan Allah SWT tidak merestui," pungkasnya.
(fdc)