DREAMERS.ID - Media Korea Utara mendesak Korea Selatan untuk lebih aktif terlibat dalam kerjasama yang mereka bangun mengenai lintas perbatasan. Media Korea Utara berpendapat bahwa Seoul masih memiliki keraguan karena ia berada di bawah pengaruh dari negara lain.
Uriminzokkiri adalah salah satu situs eksternal propaganda di Utara, ia mengatakan jika terjadi keterlambatan dalam kerjasama ini maka akan 'Irresponsible attitude' atau sikap tidak tanggung jawab yang bertentangan dengan harapan untuk rekonsiliasi dan kemakmuran.
Uriminzokkiri mengatakan, Kerjasama lintas-perbatasan adalah dimana kedua negara harus menentukannya sendiri, dengan tidak dipengaruhi oleh negara-negara lain.
“Terdapat komentar yang dibuat tanpa ragu-ragu oleh Korea Selatan tentang sanksi di Utara, biaya masalah dan itu menjadi hal yang musthail untuk mempercepat (kerjasama) seperti membayar perhatian orang lain untuk melihat itu dan terjebak dengan masa lalu,” ujar Uriminzokkiri.
Baca juga: Bakal ‘Lawan’ Negaranya Sendiri, Ini 3 Pemain Timnas Korsel yang Kata STY Paling Berbahaya
Uriminzonkkiri menambahkan, hal ini merupakan sikap tidak bertanggung jawab pada saat kita sedang menghadapi satu moment untuk rekonsiliasi, damai, dan kemakmuran. Ia juga melanjutkan ini tidak ada seoarangpun selain mereka, yang harus berkerjasama dengan proyek yang telah direncanakan.Situs web tersebut juga mencatat bahwa Korea Utara secara tegas memberikan komitmen untuk melaksanakan kesepakatan yang telah dicapai oleh kedua negara tersebut, dan tidak perlu ada keraguan untuk melakukan kerjasama.
Korea Selatan dan Korea Utara telah membuat pertukaran serta kontak antar Korea sejak kesepakatan yang telah dicapai oleh kedua negara sejak 27 April lalu. Sebuah hal yang membingungkan, di mana pembicaraan dan kesepakatan sudah dilakukan untuk membahas kerjasama di bidang-bidang seperti kereta api, olahraga dan kehutanan.
Sulit bagi kedua negara tersebut untuk melakukan kerjasama, dikarenakan Korea Utara memiliki peraturan serta sanksi yang sangat ketat. Hal ini membuat kota Seoul dan Kota Washington berpendapat bahwa kerjasama antar Korea harus menunggu sampai Korea Utara melakukan 'denuklirisasi lengkap' seperti yang dijanjikan sebelumnya.
(fdc)