DREAMERS.ID - Musim panas telah memasuki berbagai negara yang ada di belahan dunia, ada beberapa negara yang mengalami gelombang panas yang berlebihan yang mengakibatkan kejadian-kejadian aneh terjadi.
Salah satu negara yang mengalami kejadian aneh karena gelombang panas ini adalah Korea Selatan. Gelombang panas yang berkepanjangan ini menghasilkan beberapa momen yang tidak biasa, salah satunya adalah anak ayam yang menetas tanpa dikerami oleh induk ayam maupun lampu brooder.
Negeri Ginseng ini telah mengalami cuaca yang sangat panas selama berminggu-minggu sejak awal bulan Juli. Pada hari Selasa di Seoul dan wilayah lainnya, cuaca panas ini mencapai lebih dari 38 derajat Celcius. Sementara di hari yang sama juga suhu di Yeongcheon, Provinsi Gyeongsang Utara, mencapai 40,3 derajat Celcius.
Lalu, dikabarkan pada Rabu pagi waktu setempat, 14 orang meninggal karena penyakit yang disebabkan oleh cuaca yang sangat panas ini. Selain itu, tekanan panas ini juga telah menewaskan sedikitnya 1,43 juta hewan ternak.
Dikabarkan juga bahwa lebih dari 1.300 warga Korea telah dirawat karena kondisi kesehatan yang disebabkan oleh cuaca panas, termasuk ‘heatstroke’.
Peristiwa yang agak tidak biasa yang terjadi juga dikaitkan dengan cuaca panas. Salah satunya adalah di Gangneung, Provinsi Gangwon, seekor anak ayam menetas dari sekarton telur yang telah ditempatkan di balkon luar selama beberapa hari.
Menurut Choi Ho-jun (59) yang merupakan pemilik dari anak ayam tersebut, telur yang ia besarkan di belakang rumahnya tidak pernah dipelihara oleh induknya atau ditempatkan di bawah lampu merenung. Ia berkata bahwa cuaca yang luar biasa hangat pada dasarnya bisa melakukan semua pekerjaan.
Baca juga: Bakal ‘Lawan’ Negaranya Sendiri, Ini 3 Pemain Timnas Korsel yang Kata STY Paling Berbahaya
Seperti banyak daerah di Korea, Gangneung juga telah dicengkram oleh gelombang panas, pada siang hari di daerah tersebut dapat mencapai 35 derajat Celsius dari dua minggu terakhir.Di Seoul, sebuah jendela kaca jatuh dari lantai delapan sebuah pusat perbelanjaan pada hari Selasa (24/7/18), hal ini dikarenakan lapisan silikon yang ada di jendela meleleh karena panas yang menyengat. Untungnya, tidak ada koban yang dilaporkan. Kejadian serupa juga terjadi di kantor polisi di Gwangju pada hari yang sama.
Di Busan, petugas pemadam kebakaran menanggapi laporan sebuah bantal lateks yang ditempatkan di dekat jendela kamar timur terbakar setelah terkena sinar matahari terik pada hari Rabu (25/7/18).
Pihak berwenang mengatakan bahwa tetangga pemilik apartemen itu memanggil pemadam kebakaran setelah menyedari adanya bau terbakar. Betul saja, ketika petugas kebakaran tiba, lebih dari setengah bantal berbahan lateks yang ada di dalam apartemen itu telah terbakar secara alami.
Petugas pemadam kebakaran itu menjelaskan bahwa, bantal berbahan lateks ini cenderung lebih cepat menyerap panas dibandingkan bahan yang lain, maka dari itu dianjurkan untuk tidak membiarkan mereka diletakkan di bawah sinar matahari ketika cuaca diluar sedang luar biasa panas.
Pemerintah Korea Selatan telah menyisihkan tambahan 6 miliar won atau kurang lebih setara dengan Rp 77 miliar, guna membantu mengatasi cuaca yang sangat terik. Terutama untuk menjaga lansia yang tinggal sendirian dan mereka yang tidak memiliki pendingin ruangan atau Air Conditioner (AC).
Terjadinya kerusakan dan jumlah korban meninggal yang terus meningkat, Presiden Moon Jae-in pada Selasa (24/7/18) bahwa ia akan mendorong untuk merevisi undang-undang yang relevan untuk mengakui bahwa cuaca yang sangat panas merupakan salah satu bentuk dari bencana alam, sehingga para korban dapat menerima kompensasi.
(shy)
