home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda

Pengamat Politik Soal Debat Capres Kedua: Jokowi Agresif, Prabowo Kalem

Senin, 18 Februari 2019 10:40 by bellaevania | 668 hits
Pengamat Politik Soal Debat Capres Kedua: Jokowi Agresif, Prabowo Kalem
Image Source: CNN Indonesia

DREAMERS.ID - Capres nomor urut 1 Joko Widodo dan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto baru saja menyelesaikan debat kedua yang diselenggarakan di Hotel Sultan pada Minggu, (17/02/19) malam. Para pengamat politik menilai di malam itu Jokowi terlihat lebih agresif sementara Prabowo nampak lebih tenang.

Pengamat politik dari Exposit Strategic, Arif Susanto mengatakan Jokowi tampil agresif, penuh percaya diri dan menguasai materi. Sebaliknya, Prabowo dinilai tidak banyak memaparkan program kerja atau kelemahan kebijakan Jokowi sebagai petahana. Serangan Prabowo kepada Jokowi juga lemah dan bisa dijawab mentah Jokowi karena keterbatasan data yang dimiliiki.

"Panggung praktis dikuasai Jokowi, yang bukan hanya lebih artikulatif, melainkan pula terkesan meyakinkan dengan data numerik dan catatan kebijakan," katanya lewat keterangan tertulis mengutip CNN Indonesia, Minggu (17/02).

Baca juga: Wajib Tahu! Ini Nama-nama 11 Panelis Debat Pertama Pilpres 2024 dari KPU

Pengamat politik lain dari Habibie Center, Bawono Kumoro, menilai Prabowo terjebak dalam berbagai narasi besarnya dalam debat kedua ini. Prabowo seringkali tidak memberikan penjelasan detail soal gagasan yang diutarakannya. "[Pasal 33 UUD 1945] itu narasi besar, tapi bagaimana mendetailkan itu. Kita sepakat dengan pasal tersebut, tapi operasionalnya bagaimana. Itu tidak detail," ujar dia.

Menurutnya, Prabowo mengutarakan narasi yang tak tepat diterapkan untuk era saat ini. Itu pula yang jadi sebab Prabowo tak bisa menjawab pertanyaan detail dari Jokowi. "Misalnya kemandirian tadi ada lagi istilah pendekatan kerakyatan seperti narasi Soekarno, lalu narasi besar berdikari [berdiri di atas kaki sendiri] itu cocok di masa perjuangan, narasi untuk himpun solidaritas bangsa. Di era sekarang kita perlu orang tahu detail," tuturnya.

Sependapat dengan Bawono, pengamat komunikasi politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi Kusman, menilai bahwa pernyataan Prabowo hanya retorika yang tidak diperkuat substansi. "Prabowo terbiasa dengan pernyataan yang agung besar, tapi di sini saya pikir pernyataan besar tadi begitu tinggi tapi tidak ada argumen penopang," tuturnya.

(bef)

Komentar
  • HOT !
    Jumlah orang yang ingin membeli Tesla alias kendaraan listriknya di Amerika Serikat dikabarkan menurun drastic. Usut punya usut, salah satu alasannya adalah karena sosok Elon Musk selaku CEO Perusahaan itu sendiri....
  • HOT !
    Queen of Tears bukan hanya sebuah drama tetapi sebuah cermin yang diangkat ke masyarakat, menyindir sisa sisa budaya patriarki dengan meminta laki laki mengambil peran yang secara tradisional diperuntukkan bagi perempuan di Korea, khususnya selama persiapan jesa atau upacara leluhur....
  • HOT !
    Ramai kabar Jakarta sudah kehilangan status Ibu Kota Indonesia sejak 15 Februari 2024 lalu. Masyarakat dan sosial media ramai membicarakan hal ini. Namun bagaimana sebenarnya fakta yang terjadi?...

BERITA PILIHAN

FAN FICTION
OF THE WEEK
Writer : KaptenJe
Cast : •Je (aku) • Tata •Yossy •All member EXO

BERITA POPULER

 
 
 
^
close(x)