DREAMERS.ID - Tak hanya penetapan para tersangka, namun polisi juga mengungkapkan sejumlah bukti dalam kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal dan rencana pembunuhan empat pejabat negara serta satu direktur lembaga survei swasta.
Kasus ini turut menyeret Mantan Kepala Staf Komando Angkatan Darat Mayjen (Purn) Kivlan Zen dan politikus PPP Habil Marati. Polisi juga telah menetapkan enam orang lain sebagai tersangka dengan inisial HK, AZ, IR, TJ, AD, dan AF. Armi yang merupakan sopir paruh waktu Kivlan adalah salah seorang tersangka tersebut.
Bukti-bukti yang dibeberkan polisi adalah sejumlah foto yang dijadikan petunjuk. Yang pertama adalah ketika Kivlan bertemu dengan I, Y (masih buron) dana Z di parkiran Masjid Pondok Indah sekitar bulan April 2019.
"Di sinilah tersangka KZ memerintahkan tersangka IR dan Y untuk mengintai dan melakukan observasi terhadap target direktur lembaga survei tadi. Dan di sinilah tersangka KZ menunjukkan foto target," kata Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary Syam Indradi.
Di pertemuan itu jugalah Kivlan diduga memberi uang 5 juta sebagai biaya operasional untuk melakukan pengintaian terhadap target. Sementara di gambar kedua adalah orang yang diduga Armi, masih dalam pertemuan yang sama.
Baca juga: Kapolri Tegaskan Polisi Tak Pernah Sebut Kivlan Zen Dalang Kerusuhan 22 Mei?
Bukti lain adalah tersangka I dan Y telah melakukan pengintaian terhadap target sebanyak dua kali. Hasil pengintaian berupa foto dan video tersebut telah dilaporkan ke Kivlan. Tak hanya itu, polisi juga mengantongi foto pertemuan antara tersangka I dan Y serta mobil yang digunakan keduanya untuk observasi."Bukti lain yang kami jadikan petunjuk adalah tersangka I dan Y sudah pernah melakukan survey dua kali dan foto-foto serta video surveinya sudah dilaporkan ke tersangka KZ (Kivlan Zen)," ujarnya.
Kepolisian juga menegaskan jika bukti dan hal-hal yang diungkapkan ini adalah hasil penyelidikan, serta diperkuat oleh keterangan saksi serta tersangka, bukan lagi sekedar informasi.
Para target dalam rencana pembunuhan itu adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere, dan Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya.
(rei)
