DREAMERS.ID - Kamis (4/7) Pemerintah Indonesia melakukan kerja sama dengan pemerintah Korea Selatan dalam rangka menyusun perencanaan system transportasi cerdas. Nantinya, Indonesia akan mendapatkan dana sebesar US$ 5,5 juta atau setara Rp 77 miliar
Sistem transportasi cerdas adalah sebuah sistem pemantauan transportasi secara real time dan up to date. Nantinya, kerja sama ini meliputi perencanaan, studi banding di Korea, hingga implementasi sistem transportasi cerdas ini.
"Jadi kita akan punya ribuan kilo meter jalan, baik tol dan non tol, nah kombinasi road inventory ini butuh alat pantau, kita dapat hibah dari Korea International Cooperation Agency (KOICA). Itu tadi untuk development ITS (intelligent transport system/sistem transportasi cerdas)," kata Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sugiyartanto, di kantornya, Rabu (3/7/2019).
Sugiyartanto menjelaskan bahwa sistem transportasi cerdas ini akan memberikan data yang aktual mengenai lalu lintas, mulai dari penghitungan arus kendaraan hingga keamanan jalan. Pertukaran informasi juga akan dilakukan dalam kerja sama ini.
"Jadi ITS itu bisa akomodir real time data. Mulai traffic counting, hingga safety road. Lalu kita juga akan tingkatkan sumber daya manusianya dengan melihat implementasi ITS Korea," kata Sugiyartanto.
Pemerintah Korea Selatan sendiri telah mengembangkan metodologi dan strategi ITS untuk mengurangi kemacetan lalu lintas secara efektif. Hampir semua kota di Korea Selatan direkam oleh 9 juta kamera pengintai yang terpasang di jalan-jalan.
Baca juga: Korea Selatan Resmi Larang Penjualan Daging Anjing Yang Sudah Dilakukan Beradab-Abad
Jika terjadi kecelakaan atau ada insiden lain, mereka akan secara otomatis mengambil gambar dan mempostingnya di media sosial dan media publik kainnya, setelah itu memberikan warga rute alternatif.Sugiyartanto menjelaskan dalam kerja sama yang dilakukan selama 5 tahun ini, dalm waktu 3 tahun akan ada studi dan perencanaan terlebih dahulu. Di tahun ke 4 dan ke 5 barulah implementasi.
"Kita proses dulu kan hibahnya 5 tahun, 3 tahun studi, nanti implementasi sampe tahun ke 5. Studi dan perencanaan, kita kan belum tau teknologi seperti apa," ungkap Sugiyartanto. Salah satu implementasi paling memungkinkan dalam ITS adalah pemasangan CCTV di jalan serta pembangunan ruang kontrolnya.
"Mungkin nanti akan ada ribuan cctv yang akan dipasang. Kita juga masih belum tau akan taruh ruang kontrolnya di mana, biar perencanaan dan studi dulu aja," kata Sugiyartanto
(Rie127)