DREAMERS.ID - Heboh dengan pemberitaan perencanaan anggaran tahun 2020 mengenai hal perintilan yang berbiaya puluhan hingga ratusan miliar dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga turut membuat Gubernur Anies Baswedan angkat bicara dan mencecar anak buahnya.
Via laman CNN, saat memberi arahan dalam rangka pembahasan Kebijakan Umum APBD Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) dan RAPBD Tahun Anggaarn 2020, Gubernur Anies heran dengan sejumlah anggaran yang melejit naik.
"Beli kertas Rp213 miliar, tinta Rp400 miliar, What's going on bapak ibu? Apa yang sedang terjadi ini?" kata Anies. "Kalau stabilo segala macam Ini dahsyat. Kita nyumbang ke pabrik stabilo boss Rp3,7 miliar, laser pointer Rp5,9 miliar, penghapus Rp31 M dan kalkulator. Memang kita enggak punya kalkulator?"
"Itu kebutuhan alat tulis bring your self tidak ada alat tulis disiapkan oleh [kantor]. Itu dikerjakan sendiri. Itu kebutuhan orang pekerja bukan?" sindir Anies. "Belanja alat tulis tahun ini Rp349 miliar, tahun depan Rp1,6 triliun abrakadabra. Bagaimana kita menjelaskannya bapak ibu sekalian? Ini namanya self humiliation. Mempermalukan diri sendiri,"
Mantan Mendikbud itu pun mengajak jajarannya untuk menghentikan kebiasaan menaikkan anggaran. Ia pun mengaku telah menduga penaikan anggaran ini akan jadi bahan pembicaraan di media massa.
Baca juga: Respon Anies dan Ganjar yang Kompak Akan Maju Gugatan Ke MK
"Kita saja kalau anak kita tanya bu pak, apa tuh yang ditulis di koran? Bisa jawab tidak? Enggak bisa. Ini baru di ruangan. Stop doing this. Berhenti mengerjakan ini," kata Anies.Sementara ketika dimintai keterangan di Balai Kota DKI, Rabu (30/10), anies mengaku dirinya telah diam-diam menyisir anggaran bersama tim internal. Namun enggan untuk menjelaskan pada publik karena tak ingin membuat kegaduhan.
"Tapi saya kan tidak umumkan ke luar bukan? Karena memang saya mau mengoreksi. Ini tidak bisa seperti ini terus," ujar Anies. "Kalau diumumkan, hanya menimbulkan kehebohan, gubernurnya kelihatan keren sih, memarahi anak buahnya, tapi bukan itu yang saya cari. Yang saya cari adalah begitu saya tahu masalahnya, ini harus dikoreksi,"
Sebelumnya ada dua anggaran yang sempat viral di DKI, yaitu anggaran pengadaan lem aibon sebesar Rp82.8 miliat dan pengadaan pulpen Rp 123.9 miliar. Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Syaefuloh Hidayat mengatakan anggaran lem aibon itu tidak ada karena salah input data. Sementara pengadaan pulpen telah direvisi.
(rei)
