DREAMERS.ID - Konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan memanas menyusul aksi peledakan yang menghancurkan gedung kantor penghubung antar-Korea oleh Korea Utara, yang terletak di kota perbatasan Kaesong, pada Selasa (16/6).
Melansir laman CNN Indonesia, insiden itu terjadi tiga hari setelah Kim Yo Jong, adik Kim Jong Un, memperingatkan akan menghancurkan bangunan itu sebagai bentuk protes atas sikap pemerintah Korsel yang dinilai gagal menghentikan pengiriman selebaran yang dinilai menghasut dengan balon udara di kawasan perbatasan oleh aktivis konservatif.
Korea Utara juga dilaporkan akan membangun pos pemantauan perbatasan di lahan bekas gedung, mengerahkan pasukan tentaranya ke Kaesong dan Gunung Kumgang, serta "melanjutkan semua jenis latihan militer reguler" di dekat perbatasan.
"Pemerintah Korea Selatan menyatakan sangat kecewa dengan sikap Korea Utara yang menghancurkan gedung kantor penghubung antar-Korea. Kami menyatakan akan mengambil tindakan tegas jika Korea Utara melakukan sesuatu dan memperburuk situasi," kata Wakil Direktur Badan Keamanan Nasional Korsel (Cheong Wa Dae), Kim Yu Geun, seperti dikutip dari Yonhap.
Baca juga: Korea Selatan Resmi Larang Penjualan Daging Anjing Yang Sudah Dilakukan Beradab-Abad
Gunung Kumgang dan Kawasan Industri Kaesong merupakan dua situs yang menjadi simbol pemulihan hubungan Korut-Korsel. Dalam perjanjian yang ditandatangani kedua pemimpin negara pada 2018 lalu, Korut-Korsel sepakat mengembangkan kembali dua situs tersebut untuk dikelola bersama.Wakil Menteri Penyatuan Korea, Suh Ho, menyesalkan dan menyebut situasi saat ini seperti mundur ke masa sebelum penandatangan Deklarasi Bersama pada 15 Juni 2000. Serta melanggar hak kepemilikan rakyat dari kedua negara.
"Korea Utara harus bertanggung jawab terkait hal ini dan kami mendesak mereka untuk berhenti membuat situasi menjadi lebih buruk," kata Suh Ho, mengutip CNN Indonesia.
(mth)