DREAMERS.ID - Orang dengan golongan darah O disebut lebih tahan dan berpotensi kecil untuk mengalami sakit parah karena infeksi virus Covid-19. Hipotesis tersebut dibuktikan oleh dua penelitian yang diterbitkan di jurnal Blood Advances, pada Rabu lalu.
Penelitian pertama yang dilakukan di Denmark menemukan, bahwa dari 7.422 orang yang dites positif Covid-19, hanya 38,4 persen yang bergolongan darah O dan sebanayak 44,4 persen dari golongan darah A.
Sedangkan dalam studi di Kanada ditemukan mereka yang bergolongan darah A atau AB memiliki waktu tinggal lebih lama di unit perawatan intensif, rata-rata 13,5 hari, dibandingkan dengan mereka yang bergolongan darah O atau B, yang memiliki rata-rata 9 hari.
Melansir CNN Indonesia, Mypinder Sekhon seorang dokter perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Vancouver, dan seorang penulis studi Kanada mengatakan golongan darah belum bisa menggantikan faktor resiko keparahan yang telah terbukti kuat seperti usia dan penyakit penyerta (komorbid).
Baca juga: Gejala Khusus COVID-19 Subvarian XB.1.16 yang Ditemukan 5 Kasus Di Jakarta
Ia pun menghimbau kepada masyarakat agar tidak perlu terlalu khawatir tentang hubungan antara golongan darah dan Covid-19."Jika salah satu bergolongan darah A, Anda tidak perlu panik. Dan jika Anda bergolongan darah O, tak berarti Anda bebas pergi ke pub dan bar," ungkap Sekhon, yang juga Asisten Profesor Klinis di Divisi Pengobatan Perawatan Kritis dan Departemen Kedokteran di Universitas Inggris, Colombia.
Sekhon menjelaskan bahwa orang dengan golongan darah O memiliki lebih sedikit faktor pembekuan utama yang membuat mereka kurang rentan terhadap masalah koagulasi atau penggumpalan dalam darah, yang menjadi pendorong utama keparahan Covid-19.
Penjelasan lain terhadap ketahanan golongan darah terhadap Covid-19 yaitu melibatkan antigen golongan darah dan bagaimana mereka mempengaruhi produksi antibodi melawan infeksi. Atau bisa juga dikaitkan dengan gen yang terkait dengan golongan darah dan pengaruhnya terhadap reseptor dalam sistem kekebalan.
(sidk)
