DREAMERS.ID - Sejak memulai penayangan perdananya diseluruh dunia, film ‘The Medium’ tidak habis-habisnya menjadi perbincangan netizen di media sosial. Banyak yang mengungkapkan keseruan dan betapa seramnya film karya sutradara Banjong Pisanthanakun.
Pada Rabu (10/11), Tim Dreamers.id berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan sang sutradara dan pemain utama, Narilya Gulmongkolpech yang berperan sebagai Mink. Simak hasil interview-nya berikut ini:
Q: Film 'The Medium' berfokus tentang exorcist. Biasanya dalam horor exorcist penonton diperlihatkan tentang bagaimana cara menyelamatkan lewat ritual. Namun 'The Medium' memiliki suasana yang lebih dark, bahkan ritual tidak dapat menyelamatkan. Ada engga sih alasan kenapa dalam film ini iblis seperti memiliki kuasa yang lebih kuat?
Banjong: Seperti subjek dari film ini ‘Good vs Evil’, di mana opini dari pembuat film adalah kejahatan manusia atau karma dan dosanya manusia itu lebih berkuasa dari ritual yang ada. Sebenarnya ini hal yang tidak disangka juga bagi saya selama pembuatan film ini.
Q: Pas proses syuting ada pengalaman horor yang dirasain kru/pemain ga?
Banjong: Tidak ada.
Q: Seberapa lama dan jauh melakukan riset untuk ‘The Medium’?
Banjong: Jadi film ini adalah cerita tentang Shaman, ada tentang kerusupan arwah leluhur. Sebenarnya film ini ada banyak sekali jenis-jenis shaman, tetapi memutuskan untuk mengambil kisah tentang Bayan.
Bayan ini adalah inspirasi dari kisah yang ada, tetapi sebenarnya bukan kisah yang nyata. Jadi dari kisah ini kami buat cerita sesuai dengan apa yang saya lihat sebelumnya.
Baca juga: 7 Film Korea Box Office di Tahun 2021
Q: Kalau menjadi Mink di dunia nyata, pilih ikutin ritual atau kabur ke luar negeri?Narilya: Kayanya mau keluar negeri saja, karena saya pikir Mink juga tidak membuat ritual seperti itu.
Q: Sebelum main film ini, apakah pernah mendengar atau mengikuti ritual shaman? Kalau tidak, bagaimana cara kamu mendalami karakter Mink?
Narilya: Saya pernah dengar sejak kecil, dari keluarga dekat maupun keluarga jauh. Lalu selalu ada pertanyaan tentang ini selama hidup saya sampai waktu saya besar.
Dulu saya pernah percaya 50:50, tapi sekarang setelah saya memerankan film ini, saya jadi merasakan dan membuat pertanyaan, ‘benarkah ada Shaman sebenarnya di dunia ini?’, jadi saya semakin percaya lagi.
Q: Boleh diceritakan adegan tersulit selama proses syuting?
Narilya: Bagaimana saya harus berkomunikasi dengan penonton tentang kesurupan roh jahat atau pun roh binatang dan roh jahat lainnya.
Banjong: Benar, dialog di pertengahan menuju belakang film itu sedikit tetapi aktingnya yang sangat susah.
(Rie127)
