DREAMERS.ID - Kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 8 November lalu secara langsung menjadikannya presiden terpilih Amerika Serikat yang ke-45. Banyak yang tidak menyangka jika kandidat dari Partai republik ini bisa mengalahkan saingannya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.
Setelah kemenangannya, Trump pun untuk pertama kalinya menggelar wawancara televisi dengan CBS News yang dipandu Lesley Stahl. Wawancara bertajuk '60 Minutes' itu diadakan di kediaman mewahnya.
Dalam wawancara tersebut, Trump bicara blak-blakan soal beberapa hal yang menjadi pertanyaan rakyat Negeri Paman Sam. Trump juga menjanjikan beberapa hal yang akan segera dia laksanakan begitu menjabat sebagai presiden AS pada Januari tahun depan.
Trump mengungkapkan jika dirinya sangat menolak tindakan aborsi bahkan menyuruh semua wanita yang ingin melakukan tindakan keji tersebut keluar dari AS. Dalam debat calon presiden terakhir dengan Hillary Clinton, Trump dengan tegas menyatakan tidak setuju dengan aborsi. Menurut dia, semua anak berhak untuk hidup
Terkait masalah keamanan negara, Trump juga menegaskan akan mendeportasi semua imigran yang tidak memiliki dokumen resmi untuk tinggal di Negeri Paman Sam. "Di pemerintahan saya nanti, orang-orang 'mengerikan' (imigran gelap), orang dengan catatan kriminal, anggota geng, pengedar narkoba, semuanya harus keluar dari negara kita. Atau kita akan penjarakan mereka," kata Trump.
Baca juga: Angka Fantastis Dari Penggalangan Dana Fans Taylor Swift Untuk Capres AS Kamala Harris
Pernah menyinggung akan membangun dinding pembatas antara wilayah AS dan Kanada saat kampanye, Trump pun tampak serius dengan hal tersebut. "Mungkin ada beberapa pagar. Bahkan sekitar 700 mil dari perbatasan 2.000 mil sudah di pagari," ujarnya.Dalam wawancara ini Trump juga meluruskan perkataanya terkait pelarangan Muslim masuk AS. Trump mengatakan bahwa pernyataan tersebut merupakan insiden kecil yang kemudian diperkuat oleh media bias. Intinya, Trump hanya ingin berusaha menghapus ketakutan orang muslim (Islamophobia) dan perbedaan ras di negara tersebut.
Hal terakhir yang diungkapkan Trump dalam wawancaranya adalah soal ‘hobinya’ bermain media sosial Twitter. Menurutnya, media sosial punya kekuatan lebih besar dari uang yang harus dihabiskan (untuk berkampanye). Namun dirinya berjanji akan sangat terkendali dalam menggunakan akun media sosial tersebut.
(fzh/Merdeka)