DREAMERS.ID - Meski beberapa momen bikin penonton gemas, tak terlalu nampak aura panas persaingan bursa Gubernur dan Wakil Gubernur di debat final Pilkada DKI Jakarta tadi malam. Beberapa kejadian unik tak direncanakan pun terlihat.
Salah satunya adalah adegan manis yang dilakukan para Calon Wakil Gubernur, Djarot Saiful Hidayat dan Sandiaga Uno yang berpelukan. Sebenarnya, Sandi berusaha mencium tangan Djarot saat jeda segmen kedua dan ketiga. Namun Djarot menolaknya karena merasa belum pantas dituakan dan dielu-elukan.
"Jangan ya, jangan. Kalau memeluk oke, tapi kalau mencium, (saya) bukan apa-apa, jangan," kata Djarot. "Saya tahu, niat Pak Sandi baik, tapi aku enggak enak, jadi terima kasih,"
Ada lagi saat Djarot tampak akrab erbincang dengan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Dalam pantauan Merdeka, ketiganya berbincang santai sambil tertawa meski tak terdengar apa yang mereka bicarakan di jeda debat itu.
Baca juga: Punya Keunggulan Masing-masing, Ini Kata Pakar Soal Adu Program Hunian Ahok dan Anies Saat Debat
Namun menurut sang moderator, Ira Koesno, debat pamungkas tadi malam seharusnya dapat berjalan lebih panas ketimbang debat sebelumnya. Debat tersebut memang berjalan tertib tanpa adanya saling sindir."Harusnya bisa lebih panas, kita mencoba memberikan ruang itu di segmen 4 dan 5. Di sini (segmen 4 dan 5) adalah debat terbuka gitu, yang langsung antara cagub dan cawagub," kata moderator debat Pilkada DKI Ira Koesno melansir Liputan6.
Meski begitu, Ira menyadari jika tujuan debat Pilkada bukanlah untuk memanaskan kedua kubu yang bersaing. Melainkan untuk meyakinkan publik memilih pemimpinnya 5 tahun ke depan, itulah yang diharapkan pihak penyelenggara debat, yakni KPU DKI Jakarta.
"Saya menghargai apa yang dilakukan oleh KPU Jakarta berani mencoba mengambil inisiatif supaya paling tidak publik bisa melihat ada crossing fire-nya dan siapa yang terbaik itu bisa muncul," jelas dia.
(rei)
