DREAMERS.ID - Investigasi dugaan intervensi Rusia dalam Pemilu Presiden AS memang tengah menjadi fokus penyelidikan utama pihak berwajib AS. Diduga kuat investigasi terkait kedekatan orang dekat Trump dengan Rusia untuk mempengaruhi hasil pemilu 2016 lalu.
Mengutip reuters, Jumat (19/5), Departemen Kehakiman Amerika Serikat mendapuk mantan Direktur FBI Robert Mueller sebagai penasihat khusus untuk menyelidiki dugaan intervensi Rusia dalam pemilihan presiden (pilpres) AS yang melibatkan tim kampanye Presiden Donald Trump dan pemerintah Rusia.
Trump yang mengetahui hal tersebut langsung menyatakan keberatannya. Reaksi kesal diungkapkan melalui akunnya di Twitter, Kamis (18/5) waktu setempat, "Ini adalah perburuan penyihir terbesar terhadap seorang politikus dalam sejarah Amerika," tulis Trump.
Baca juga: Angka Fantastis Dari Penggalangan Dana Fans Taylor Swift Untuk Capres AS Kamala Harris
"Dengan seluruh tindakan ilegal yang terjadi pada kampanye Clinton dan pemerintahan Obama, tidak pernah ada jaksa khusus yang ditunjuk!," protes Trump.Trump juga menegaskan kalau tidak ada kolusi sama sekali antara dirinya, kampanyenya dan pihak Rusia. Baginya, penyelidikan kasusnya tersebut justru akan memecah persatuan negeri. Hal tersebut diungkapkan saat ia menghadiri sebuah konferensi pers bersama Presiden Kolombia Juan Manuel Santos.
Sebagai informasi, sebelumnya Mantan Direktur FBI Robert Mueller pernah memimpin FBI selama 12 tahun hingga 2013. Kapasitasnya sebagai Jaksa yang akan menangani kasus Trump dan Rusia mencakup cukup luas, ia memiliki mandat kuat atas tindakan menyelidiki Presiden Donald Trump dan bahkan ia juga akan menyelidiki pemecatan mendadak mantan Direktur FBI James Comey yang berlangsung pekan lalu.
(dits)