DREAMERS.ID - Penyebab ditolaknya Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo masuk ke Amerika Serikat masih jadi misteri. Pihak Kedubes Amerika Serikat, bahkan Menteri Pertahanan James Mattis telah menyampaikan permohonan maaf, penyebab pencekalan masih belum juga terungkap.
Sebelumnya, Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI mengatakan perlu ada kajian lebih lanjut soal penyebabnya, karena diketahui ada boarding pass di rute pasca transit Doha-AS yang tidak keluar. Namun tetap saja isu pelanggaran HAM bergulir liar di kalangan masyarakat dan netizen.
Analis dan pengamat dari Lowy Institute Australia, Aaron Connely justru menyatakan jika larangan Jenderal Gatot ini mungkin disebabkan oleh amburadulnya administrasi di Amerika, bukan terkait masalah substantif seperti pelanggaran HAM.
"Jika ada masalah substantif yang menghalangi dia masuk Amerika Serikat, tentu dia tak akan diundang," ujar Connelly seperti dikutip dari Sydney Morning Herald, 22 Oktober 2017. "Tapi karena Gatot telah membangun reputasi dalam soal ancaman terhadap kedaulatan Indonesia, kasus ini dapat meningkatkan kedudukannya di mata masyarakat Indonesia terkait urusan nasionalisme," ujar Connely.
Sydney Morning Herald mengingatkan Gatot Nurmantyo memang kerap berbicara soal potensi ancaman kedaulatan bangsa. Gatot, misalnya, pernah menyoal kehadiran 1.500 sampai 2.500 personel Marinir AS di Darwin, Australia bagian utara. "Mengapa tidak di Filipina? AS punya pangkalan militer di sana. Tidak masalah. Tapi ini Darwin," kata Gatot di Universitas Padjadjaran, Bandung, November 2016 mengutip Liputan6.
Baca juga: Dukung Israel Sampai Deportasi, Apa yang Mungkin Terjadi Jika Trump Terpilih Lagi Jadi Presiden AS?
Alanis militer dari Universitas Indonesia (UI), Connie Rahakundini Bakrie juga meragukan jika pencekalan jenderal TNI itu terkait pelanggaran HAM. Pasalnya, penolakan terjadi di menit terakhir dan sebelumnya Gatot aman saja berkunjung ke AS.Meski diduga kuat masalah ini karena hal administratif, Cnnie menyatakan pemerintah harus tetap tegas dan protes karena termasuk masalah sangat serius untuk hubungan bilateral. "Jika ada masalah substantif terkait Gatot Nurmantyo ke Amerika Serikat, seharusnya disampaikan dari awal saat akan diundang," kata Connie.
Ada juga rumor kedekatan Jenderal Gatot dengan kelompok Islam tertentu yang belakangan rajin berdemo, namun Connie tetap tidak ingin mengaitkannya dengan hal tersebut. Yang penting kini adalah membangun marwah dan martabat TNI di mata dunia.
"Enggak ke sana hubungannya. Jangan terlalu jauh. Kalau pun bermasalah, tidak untuk case tersebut," ujar Connie. "Jadi enggak akan berani main-main seperti ini lagi, as if they are trying to taste the water,"
(rei)