DREAMERS.ID - Laporan kejahatan seks terus meningkat di Korea Selatan, meskipun dalam kasus kejahatan secara keseluruhan mengalami penurunan. Salah satu alasannya adalah karena semakin banyak orang yang berani berbicara di tengah persepsi sosial yang berubah tentang kejahatan seks.
“Kejahatan seks adalah kejahatan yang banyak tidak dilaporkan,” menurut seorang pejabat Badan Kepolisian Nasional dikutip dari Korea Herald.
Ia juga mengatakan bahwa sebelumnya banyak wanita yang enggan melaporkan bahwa mereka adalah korban dari kejahatan seks, tetapi sekarang lebih banyak orang yang melaporkan. Hal tersebut menjadi salah satu alasan meningkatnya jumlah kasus.
Sementara itu, kasus pembunuhan, perampokan, perampokan dan penipuan menurun. Kejahatan seks seperti pemerkosaan dan penganiayaan meningkat 8,6 persen menjadi 24.110 kasus pada tahun lalu, menurut statistik kriminal 2017 yang diterbitkan oleh NPA.
Kejahatan seks terus meningkat setiap tahunnya, dari 21.055 kasus pada tahun 2014 menjadi 21.286 pada tahun 2015, dan 22.200 pada tahun 2016.Pada tahun lalu, kasus penganiayaan dicatat mencapai 74,4 persen dari total jumlah kasus kejahatan seks, diikuti oleh kasus pemerkosaan sebesar 21,7 persen, pemerkosaan imitatif sebesar 2,6 persen, dan lainnya sebesar 1,3 persen.
Pelaku dari kasus pemerkosaan dan pemerkosaan imitatif 98 persen adalah pria, dan sebesar 98,7 persen korbannya adalah wanita. Berdasarkan Undang-undang Kriminal Korea Selatan, pemerkosaan imitatif mengacu pada bentuk-bentuk tambahan pemerkosaan penetrasi.
Sekitar sepertiga (33,8 persen) pemerkosa dilaporkan tidak dikenal oleh para korban, dan sekitar 3 dari 10 orang mabuk pada saat kejahatan itu terjadi.
(shy)