DREAMERS.ID - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mendapat kesempatan langka bertemu langsung dengan Paus Fransiskus dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke Vatikan, tepatnya pada Rabu (12/12) sore kemarin.
Menariknya, pada kesempatan tersebut, Paus memberikan Menteri Susi sebuah bingkisan yaitu medali kenang-kenangan. Dukungan resmi dari Paus itu dibacakan oleh Duta Besar Vatikan di Jakarta, Uskup Agung Piero Piopo saat berpidato di Our Ocean Conferrence di Nusa Dua, Bali Oktober lalu.
"Saya atas nama pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia menyampaikan rasa terimakasih atas pernyataan semacam fatwa beliau dalam memerangi illegal fishing yang disampaikan dalam konperensi di Bali belum lama ini," ujar Menteri Susi.
"Beliau mengatakan akan terus berdoa dan berdoa demi kebaikan negeri kita," kata Menteri Susi yang sekaligus mengundang secara lisan Paus agar berkunjung ke Indonesia.
Baca juga: Paus Fransiskus Tinggalkan Vatikan Untuk Berdoa Bagi Para Korban Virus Corona
Menteri Susi menyampaikan harapannya terkait peran aktif berbagai negara dalam menanggulangi pencurian ikan alias illegal fishing. Karena menurutnya, tindak pencurian ikan tidak berhenti sampai di situ saja namun juga ada kejahatan lainnya.Aksi kriminal mengancam lainnya seperti penyelundupan narkoba, perbudakan dan berujung pada aktivitas perdagangan manusia atau human trafficking juga jadi perhatian. Vatikan sebagai panutan yang mengikat secara moral dapat mengajak para pemimpin dunia peduli terhadap tindakan kejahatan transnasional tersebut.
"Apa yang diannounce oleh Vatikan biasanya menjadi patokan mengikat secara moral, saya harapkan pemimpin-pemimpin dunia jadi lebih aware dengan adanya perbudakan, perdagangan manusia di industri perikanan tangkap di laut," jelas Menteri Susi.
"Ini harus menjadi perhatian kita semua, dan Vatikan sudah sangat betul meng-address ini. Dan saya berharap kalau Vatikan sudah bersuara, berarti mendapat perhatian para pemimpin dunia untuk memperhatikan bahwa di laut lepas sana ada pelanggaran Hak Asasi Manusia dari perdagangannya, dari kerja paksa, atau perbudakan," ungkap Menteri Susi.
(rei)