DREAMERS.ID - Gunung Anak Krakatau dilaporkan terus menerus mengalami gempa tremor alias gempa yang mengindikasikan aktivitas vulkanik di gunung api. Dan jika gempa tremor terjadi, indikasinya adalah gunung tersebut berpotensi meletus.
Melansir CNN, data dari Stasiun Sertung yang berada did ekat kawasan Gunung Anak Krakatau, Selat Sunda, gempa tremor terus terjadi dengan amplitudo 9-35 mm (dominan 25 mm). Gunung Anak Krakatau juga terpantau mengeluarkan asap hitam tebal dan awan panas ke kawasan sekitarnya.
Asap kawah teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal dan tinggi 200-500 meter di atas puncak kawah. Awan panas tersebut juga dilaporkan telah mencapai lautan di arah Selatan. Karena itu hari ini, Kamis (27/12), Kepala Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, Windi Cahya Untung menyatakan status gunung itu naik menjadi level III atau siaga.
Baca juga: Sempat Disebut Asteroid Lewati Bumi, Ternyata Pos Gunung Gede dan Salak Dengar Suara Keras
Windi mengatakan aktivitas vulkanik Krakatau itu diwarnai dentuman-dentuman keras. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Gempa (PVMBG) menaikkan radius bahaya. "Masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 kilometer dari kawah," tutur Windi.Mendung dan hujan juga teramati di kawasan sekitar gunung di mana angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara dan timur laut. Suhu udara terpantau 24-26 derajat celsius dan kelembaban udara 91-96%.
Sebelumnya, Gunung Anak Krakatau masih menyandang status waspada atau level II sejak lama, yakni 26 Januari 2012. Namun karena kembali aktif mlakukan erupsi sejak pertengahan 2018 dan diduga menjadi penyebab tsunami yang melanda Banten dan Lampung.
(rei)