DREAMERS.ID - Masih jelas diingatan bagaimana aksi penembakan keji yang terjadi di dua masjid di Kota Christchurch pada 15 Maret lalu. Kemudian tragedi bom paskah di Sri Lanka yang menewaskan ratusan orang pada Minggu (21/04). Terkait hal tersebut muncul kabar bahwa kedua peristiwa tersebut berkaitan.
Kabar itu datang dari Menteri Pertahanan Sri Lanka, Ruwan Wijewarden yang sebelumnya memberikan pernyataan bahwa ledakan bom beruntun pada Hari Paskah (21/04) merupakan balasan atas penembakan massal di dua masjid Kota Christchurch, "Investigasi awal mengungkapkan bahwa apa yang terjadi di Sri Lanka adalah pembalasan atas serangan teror terhadap umat Muslim di Christchurch," ucapnya pada Selasa (23/04) dilansir dari cnnindonesia.com.
Pemerintah Selandia Baru lantas memberikan pernyataan balasan yang mengatakan, bahwa hingga saat ini belum menemukan adanya bukti serangan teror bom di Sri Lanka adalah aksi balas dendam terhadap penembakan di dua masjid di Kota Christchurch, seperti dugaan yang dituduhkan.
Baca juga: Pemerintah Sri Lanka Larang Penggunaan Cadar Pasca Teror Bom Paskah
Juru bicara Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern melalui surat elektronik memberikan pernyataannya, bahwa Selandia Baru belum menerima informasi yang mendukung kesimpulan Pemerintah Sri Lanka, "Kami paham penyelidikan yang dilakukan Sri Lanka masih tahap awal. Selandia Baru belum menerima informasi intelijen yang mendukung kesimpulan itu," demikian pernyataan Ardern, mengutip CNN Indonesia.Aksi penembakan Selandia Baru dilakukan oleh seorang pria warga Australia yang bermukim di Selandia Baru, Brenton Harrison Tarrant, di dua masjid, Al Noor dan Linwood. Ia mengaku sebagai penganut paham supremasi kulit putih. Sementara salah satu tersangka yang ditangkap atas pengeboman Sri Lanka diketahui warga Suriah diduga pengikut Jemaah Tauhid Nasional (JTN).
(fnj)