DREAMERS.ID - Presiden Moon Jae In memerintahkan jajaran pemerintahnya untuk meningkatkan penyuluhan, pelacakan kontak dan melakukan pembatasan di wilayah metropolitan. Pasalnya, Korea Selatan sedang berjuang melawan “krisis terbesar” sejak awal wabah virus corona.
Kasus virus meningkat setiap harinya di Korea Selatan, di mana terhitung lebih dari 600 kasus per hari selama beberapa hari belakangan. Khususnya, 615 kasus dengan 580 tertular dan 35 bawaan dari luar negeri dalam 24 jam terakhir pada Minggu (6/12).
"Kami menghadapi krisis terbesar sejak awal virus korona di Korea, dan gelombang saat ini tidak bersifat sementara atau regional, tetapi stabil dan nasional," kata Na Seong Woong, seorang pejabat senior dari KDCA, dikutip dari Korea Herald.
Dengan adanya gelombang ketiga ini, pemerintah Korea Selatan akan memperkenalkan tes air liur dan mengadopsi tes antigen, yang lebih murah dan lebih cepat daripada tes RT-PCR dalam mendiagnosis virus corona.
Baca juga: Gejala Khusus COVID-19 Subvarian XB.1.16 yang Ditemukan 5 Kasus Di Jakarta
Mengingat bahwa tes antigen tidak sepeka tes RT-PCR, tes tersebut akan digunakan dalam keadaan yang membutuhkan pengujian yang mendesak dan ekstensif, serta pada populasi yang berisiko lebih tinggi.Selain itu, Korea Selatan juga menghadapi krisis tempat tidur rumah sakit dan sumber daya lainnya. Saat ini, hanya 45 tempat tidur dari 550 tempat tidur yang tersedia, atau sekitar 8,2 persen kasur yang tersedia secara nasional.
Mengutip dari Greater Seoul, hanya ada 13 tempat tidur untuk pasien dalam kondisi serius. Jika negara terus mengalami peningkatan infeksi setiap hari dalam jumlah lebih dari 600, maka tempat tidur rumah sakit akan habis dalam satu atau dua minggu.
.jpg)
(rnd)
