home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda

Hasil Rekam Medis Jung In Akibat Kekerasan Brutal: Patah Tulang Hingga Usus Berlubang

Selasa, 05 Januari 2021 12:30 by muthiasp | 3992 hits
Hasil Rekam Medis Jung In Akibat Kekerasan Brutal: Patah Tulang Hingga Usus Berlubang
Dreamers.id

DREAMERS.ID - Kasus kematian Jung In, bayi berusia 16 bulan yang dianiaya oleh orang tua angkatnya, terus menjadi sorotan di Korea Selatan. Kali ini, para ahli medis berbicara tentang kondisi fisik dan mental Jung In sebelum meninggal dari hasil tes dan rekaman CCTV.

Dalam episode terbaru Unanswered Questions, Profesor Namkoong Ihn dari departemen UGD di Rumah Sakit Ewha Mokdong di Seoul, tempat Jung In dirawat sebelum meninggal dunia, mengungkapkan hasil tes yang menunjukkan betapa brutal Jung In telah dianiaya selama berbulan-bulan dan sempat masuk RS karena serangan jantung.

Hasil CT scan Jung In mengungkapkan bahwa seluruh perutnya telah dipenuhi dengan darah. Profesor itu menjelaskan, “Semua area abu-abu adalah darah dari ususnya yang pecah. Seharusnya tidak ada di sana," mengutip Koreaboo.

Ia melanjutkan, "Ketika organ itu pecah, darah dan infeksi memenuhi perutnya. Perutnya mulai membusuk. Dia mungkin memiliki kesempatan untuk hidup jika segera dibawa masuk. Tapi dia tidak."

Foto rontgen juga memperlihatkan Jung In pernah mengalami beberapa patah tulang yang sudah sembuh, ada juga yang baru. "Hampir tidak mungkin untuk melihat jenis patah tulang ini dari anak-anak yang tumbuh di bawah pengawasan orang dewasa yang memadai," ujarnya.

Pada 12 Oktober 2020, sehari sebelum kematiannya, Jung In menghadiri pusat penitipan anak, di mana dia terus meminta untuk dipeluk. Guru menjadi khawatir dengan kondisi Jung In dan mulai mengamati tubuhnya untuk mencari luka baru, dan menemukan perut Jung In yang tidak normal. Ayah angkat Jung In, Ahn, diberitahu tentang masalah tersebut, namun tidak menghiraukan.

Profesor Pai Ki Soo dari departemen pediatri di Rumah Sakit Universitas Ajou menjelaskan hasil CT scan perut Jung In yang kemungkinan "sudah memiliki udara bebas di rongga peritoneum" dari ususnya yang berlubang.

"Ini adalah gas dari ususnya, mengisi rongga perutnya. Ini sebenarnya menyebabkan rasa sakit yang tak terlukiskan. Jung In mungkin tidak bisa menjelaskan dirinya sendiri, tapi dia pasti sangat menderita," kata Prof Pai Ki Soo.

Namun Jung In tidak menangis atau mengungkapkan rasa sakit apa pun. Rekaman berbeda menangkap Jung In menolak makan atau minum, melainkan duduk sendirian. Dokter anak lain, dokter Pyo Jin Won, menjelaskan Jung In "dalam keadaan apatis".

Baca juga: Hukuman Seumur Hidup Ibu Angkat Bayi Jung In Diringankan Menjadi 35 Tahun

"Secara medis, kami akan mendiagnosis Jung In bersikap apatis. Dia sepertinya tidak punya emosi. Anak-anak seusianya tidak diam seperti itu. Kecuali jika ada sesuatu yang sangat tidak beres secara medis, mereka menunjukkan kecenderungan untuk terus bergerak. Perilaku seperti ini hanya terlihat pada anak-anak yang sangat lelah secara mental," papar Dr. Pyo Jin Won.

Para guru penitipan anak adalah yang pertama mengumpulkan bukti foto dan melaporkan kecurigaan pelecehan anak di rumah. Pada Maret 2020, Jung In datang dengan memar yang cukup besar di sisi wajahnya. Minggu berikutnya, satu lagi terbentuk di pipinya.

Pada Mei 2020, para guru mengajukan laporan pertama, setelah mereka menemukan memar yang tidak biasa di paha Jung In. Sayangnya, laporan polisi pertama menyimpulkan bahwa orang tua tersebut dinyatakan tidak bersalah.

Seorang guru mengatakan, "Polisi secara khusus mengatakan itu tidak bisa menjadi pelecehan anak kecuali ada patah tulang atau luka terbuka."

"Kami bertanya kepada ibu bagaimana dia mendapatkan memar di pahanya. Dia bilang ayahnya memijatnya. Tapi siapa yang memijat bayi sekeras itu, sampai-sampai mereka memar?" ujar Guru Penitipan Anak.

Jung In tidak muncul di pusat penitipan anak untuk sementara waktu setelah laporan polisi pertama. Selama waktu ini, tepatnya pada Juni 2020, laporan polisi kedua telah diajukan terhadap orang tua angkat oleh seorang tetangga yang menemukan Jung In tidur sendirian, terkunci di dalam kendaraan yang tidak diawasi.

Polisi kembali menyatakan sikap orang tua angkat Jung In tidak bersalah. Beberapa bulan kemudian, ketika dia kembali ke pusat itu pada September 2020, para guru semakin khawatir. Jung In muncul dengan berat badan turun dibanding bulan Mei.

Guru segera membawa Jung In ke rumah sakit, di mana dokter yang melihat Jung In mengajukan laporan polisi ketiga. Baru setelah Jung In dinyatakan meninggal dunia, polisi menangkap kedua orang tua angkatnya, Jang dan Ahn.

(mth)

Komentar
  • HOT !
    BUJT atau Badan Usaha Jalan Tol memberikan potongan tarif jalan tol sampai dengan 20% pada periode arus mudik dan balik Hari Raya Idul Fitri 1445H/Lebaran 2024. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk memberikan diskon tarif tol untuk Jalan Tol Trans Jawa....
  • HOT !
    Outlet media Maeil Kyungjae pada Kamis (21/3) melaporkan bahwa oknum kepolisian yang diduga membocorkan informasi investigas kasus narkoba yang melibatkan Lee Sun Kyun, ditangkap....
  • HOT !
    Prabowo Subianto, purnawirawan Letnan Jenderal kini resmi menyandang Bintang 4 TNI di pundaknya. Momen ini terjadi di Rapat Pimpinan TNI Polri 2024 pagi ini, 28 Februari 2024 yang dilangsungkan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur....

BERITA PILIHAN

FAN FICTION
OF THE WEEK
Writer : AdeLululu
Cast : Lay EXO , Kim Vanyiake (FC) , Eunji A-Pink , Ryeowook SJ , Suho EXO, Jung Rachel, EXO, A-Pink

BERITA POPULER

 
 
 
^
close(x)