Situasi antara Korea Selatan dan Korea Utara sempat memanas pada Agustus lalu setelah militer Korea Utara menembaki wilayah perbatasan yang dijaga militer Korea Selatan. Peristiwa itu dipicu oleh siaran pengeras suara milik Korsel yang menyiarkan propaganda anti Korut pada 20 Agustus lalu.
Rupanya rencana latihan perang antara Korsel dengan Amerika Serikat yang digelar 28 Agustus yang diberi sandi 'Ulchi Freedom' itu disebut provokasi serius terhadap stabilitas semenanjung Korea. Ada 50 ribu tentara Korsel terlibat di dalamnya, bersama 30 ribu pasukan AS.
Dua Korea terlibat perang tahun 1950-1953. Namun perang dihentikan oleh perjanjian gencatan senjata, bukan perjanjian perdamaian. Secara teknis, dua Korea masih dalam keadaan perang. Namun pada 24 Agustus lalu, Delegasi Korea Utara dan Korea Selatan akhirnya sepakat meredakan ketegangan yang terjadi sejak akhir pekan lalu.
Korsel, misalnya, berjanji mengakhiri siaran propaganda anti-Korut lewat speaker di kawasan demiliterisasi. Sementara Korut mencabut status siaga perang yang diumumkan sang pemimpin tertinggi, Kim Jong-un.