Soekarno-Hatta hanya mendapat nilai Annual On Time Performance hanya 58,5 persen dan berpredikat bintang 1. Salah satu faktornya adalah kepadatan lalu lintas pesawat yang mencapai 490.585 penerbangan dalam setahun. Ini bukan penilaian sembarangan, melainkan dari perusahaan penilai aviasi asal Inggris yaitu OAG.
Dan fakta yang megejutkan lagi bahwa ada keterlambatan yang lebih parah dari Soekarno-Hatta diantaranya Bandara Tunis (43,3 persen) dan Bandara Islamabad (56,9 persen). Padahal kedua bandara itu jauh lebih sepi dari Soekarno-Hatta, tidak sampai 50 ribu penerbangan setahun.
Berikut daftar 10 Bandara dunia yang paling ngaret menurut OAG:
1. Tunis, Tunisia (43,3% dari 49.307 penerbangan)
2. Islamabad, Pakistan (56,9% dari 36.231 penerbangan)
3. Soekarno-Hatta, Indonesia (58,5% dari 490.585 penerbangan)
4. Puerto Princesa, Filipina (58,6% dari 13.341 penerbangan)
5. Mumbai, India (60,0% dari 320.115 penerbangan)
6. Lisbon, Portugal (60,7% dari 204.297 penerbangan)
7. Paris Orly, Prancis (61,5% dari 231,688 penerbangan)
8. Yiwu, China (61,5 % dari 11.714 penerbangan)
9. Kuwait, Kuawit (61,7% dari 109.400 penerbangan)
10. Manchester, Inggris (61,9% dari 180,178 penerbangan)
