DREAMERS.ID - Konflik antara Lee Soo Man, Lee Sung Soo, dan SM Entertainment semakin panas. CEO SM Entertainment Lee Sung Soo mengunggah video yang mengekspos Lee Soo Man, paman sekaligus pendiri dan mantan kepala produser SM Entertainment.
Lee Sung Soo mengklaim bahwa ia bermaksud menggali "sisi lain" dari aktivitas Lee Soo Man sebagai kepala produser dan pemegang saham terbesar SM Entertainment, atas dugaan melakukan "transaksi curang" dan "tindakan egois".
Pertama, Lee Sung Soo menuduh bahwa meskipun kontrak SM Entertainment dengan LIKE Holdings milik Lee Soo Man berakhir tahun lalu, Lee Soo Man masih memiliki sejumlah "perusahaan kertas" lain yang darinya ia mengambil keuntungan SM Entertainment.
Lee Sung Soo menyatakan, "Pada tahun 2019, Lee Soo Man mendirikan CT Planning Limited, sebuah perusahaan di Hong Kong. Perusahaan ini didirikan dengan dana pribadi Lee Soo Man sekitar $1 juta USD."
Setelah itu, SM Entertainment menandatangani kemitraan dengan SM Entertainment Beijing Co., LTD, Capitol Records, dan Warner Records untuk distribusi musik global oleh WayV, SuperM, dan aespa.
Lee Sung Soo melanjutkan, "Hal yang menarik di sini adalah bahwa meskipun SM Entertainment memproduksi semua konten global yang terkait dengan WayV, SuperM, dan aespa, pihak ketiga dalam bentuk CT Planning Limited menciptakan kelainan struktur kontrak distribusi global."
"Jika ini adalah kontrak distribusi reguler, SM Entertainment dan perusahaan mitranya akan secara langsung menghitung keuntungan kedua belah pihak, kemudian berdasarkan pembagian keuntungan yang diterima oleh SM Entertainment, Lee Soo Man akan dibayar 6% dari biaya produksi melalui LIKE Holdings di dalam negeri."
Baca juga: Asosiasi Produser Hiburan Korea Menegur Manajemen SM Saat Ini, Tegas Mendukung Lee Soo Man
"Sebaliknya, Lee Soo Man telah menandatangani kontrak terpisah dengan semua perusahaan yang terlibat, dan dengan demikian mengklaim 6% dari total keuntungan sebelum keuntungan dihitung dan didistribusikan ke SM Entertainment dan perusahaan mitra," jelasnya.
Lee Sung Soo menjelaskan, "Kontrak antara SM Entertainment dan LIKE Holdings milik Lee Soo Man bermasalah pada tahun 2014 dan 2021 oleh Layanan Pajak Nasional Korea. Akibatnya, SM Entertainment terpaksa membayar miliaran pajak yang 'belum dibayar'."
Ia kemudian menuduh Lee Soo Man menggunakan perusahaannya di Hong Kong, CT Planning Limited, sebagai sarana untuk melewati peraturan Layanan Pajak Nasional dan mengklaim lebih banyak keuntungan untuk dirinya sendiri.
Lee Sung Soo mengklaim bahwa Lee Soo Man akan terus mendapatkan keuntungan dengan cara yang dijelaskan di atas melalui CT Planning Limited, karena kontrak CTP dengan SM Entertainment dan berbagai perusahaan distribusi luar negeri masih berlaku.
Terakhir, Lee Sung Soo menuduh HYBE gagal memeriksa semua fakta sebelum menandatangani perjanjian penjualan saham dengan Lee Soo Man. Ia mengatakan bahwa itu sebagai salah satu alasan HYBE kemungkinan akan menghadapi reaksi balik dari karyawan dan pemegang saham SM saat ini.
HYBE saat ini menjadi pemegang saham terbesar SM Entertainment setelah membeli 14,8 persen saham Lee Soo Man. Disusul dengan Kakao yang membeli saham SM dari Lee Sung Soo dan Tak Young Joon.
(mth)
