DREAMERS.ID - Masjid Rawdah, Sinai Utara, Mesir menjadi lokasi tragedi paling terburuk sepanjang sejarah Mesir setelah terjadi ledakan bom dan penembakan brutal terhadap warga yang tengah melaksanakan Salat Jumat (24/11) pekan lalu.
Bekas bercak darah yang masih ada di dinding dan tiang masjid pun jadi salah satu saksi bisu tragedi mengerikan tersebut yang membuat sejumlah saksi trauma. Meski belum ada klaim, otoritas Mesir menyebut jika para saksi mengatakan para penyerang membawa bendera ISIS.
"Saya melihat seorang pria berseragam militer," kenang seorang remaja berusia 17 tahun yang engga disebutkan namanya. "Dia menembaki kami. Peluru-peluru memantul di dinding, mengenai kaki dan punggung orang-orang."
Ia pun berusaha mencari ayahnya yang berada di sampingnya ketika Salat. "Tampaknya dia tertembak di kepala meski sudah jatuh," kata si remaja. Dia dan para saksi lainnya mengatakan insiden itu terjadi sekitar satu jam.
Baca juga: Sempat Viral, Agensi Chungha Kenalkan Anggota Boy Grup Baru
Saksi mata lainnya yang bernama Mohammed menyebutkan sempat melihat beberapa mobil melaju kencang ke arah Masjid Al Rawdah. Dirinya yang kala itu berada di masjid lain mengatakan jika ia melihat empat orang yang bekerja untuk tentara menembak membabi buta."Saya mendengar suara tembakan, teriakan-teriakan. Saya lalu berlari menuju ke mesjid itu. Saya melihat empat orang yang saya tahu bekerja untuk tentara, mereka menembaki para penyerang, tapi kehabisan amunisi. Salah satunya, Ahmed, terbunuh setelah amunisinya habis." Kata Mohammed yang enggan disebutkan nama belakangnya.
Kejaksaan Mesir mengeluarkan pernyataan jika para penyerang membawa lima kendaraan SUV di mana beberapa di antaranya mengenakan seragam tempur. Beberapa bertopeng, bersenjata lengkap dan membawa spanduk hitam ISIS.
Menurut data resmi, korban tewas dari serangan itu, melansir CNN, melonjak hingga 305 orang. Sebanyak 27 di antaranya adalah anak-anak. Serangan teror ini adalah yang pertama kali Wilayat Sinai membidik masjid. Biasanya, mereka menyasar pos pemeriksaan militer dan polisi di sebelah timur laut Semenanjung Sinai.
(rei)
