Jika sebelumnya aplikasi WeChat merupakan aplikasi gratis, namun belakangan ini beredar kabar kalau aplikasi instant messaging tersbeut akan menarik sejumlah biaya kepada para pengguna. Karena hal itulah diprediksi 90 persen pengguna WeChat akan meninggalkan aplikasi tersebut.
Sementara itu, Menteri Industri dan Teknologi Informasi China, Miao Wei mengatakan tengah mengkaji pengguna membayar untuk aplikasi WeChat dan meminta operator menyiapkan model bisnis yang ideal. Tetapi pemerintah China juga berharap pengguna tak terbebani bayaran yang tinggi.
Polling yang dilakukan oleh Xinhua Net menyebutkan bahwa sebanyak 90% pengguna internet di China menyatakan akan berhenti memakai WeChat jika tidak lagi gratis. Sebab, user merasa harus membayar dua kali, ongkos internet dan penggunaan WeChat.
Sementara itu, para operator besar di China termasuk China Mobile dan China Telecom telah mengajukan protes terhadap popularitas WeChat. Pasalnya pengguna We Chat merusak pemasukan mereka dari SMS, MMS dan panggilan telepon.Kemudian, penggunaan WeChat dinilai menggunakan terlalu banyak bandwidht. Jadi, operator merasa tidak diuntungkan dengan popularitas WeChat. Sejak diluncurkan dua tahun yang lalu oleh Tencent, perusahaan asal China, pengguna WeChat telah menembus 300 juta secara global, termasuk di Indonesia.
Tetapi bos WeChat cepat-cepat menampik isu berbayar tersebut. Dalam pernyataannya seperti dilansir Xinhua, Liu Chiping selaku President Tencent -- induk usaha WeChat -- menegaskan bahwa WeChat akan tetap gratis.
